Ilustrasi/Net
GENIAL.ID. Shalat ghaib yang sepi,
Dimanakah gerangan?
Sahabat, saudara dan kerabat,
Pada usai,
Jeritan pejuang corona,
Menahan lara, 
sebelum menghadap Pencipta,
Dengan nafas mencekat,
Lunglai tak berdaya,

Hanya berharap doa penghantarmu,
Duhai, para pengiring pejuang,
Dan bait-bait restu,
Ketika waktu yang hakiki,
Menjemput bersama keabadian,

Shalat ghaib yang sepi,
Dimanakah gerangan?
Setelah kepergian kami diberitakan,
Di koran-koran,
Menambah daftar statistika,
Lalu berduka, 
Janganlah lalu engkau lupa,
Shalat pengantarmu,
Lebih mulia daripada kiriman sejuta bunga...

Shalat ghaib yang sepi,
Dimanakah gerangan?
Jeritan pejuang corona,
Telah berlalu,
Setelah dibaringkan tanpa basuhan,
Layaknya jihad syahid di perjuangan,

Tak perlu menemani,
Pemakaman kami,
Perkuburan pun mendung,
Ditutup redup sinar mentari, 
Dihembus kipasan daun kemboja,
Berduka...

Letakkanlah, Saudara,
carut marut berita perhelatan kuasa,
Sejenak shalat ghaib untuk pejuang Corona. [***]


Cilacap, 8 November 2020
Asih Minanti Rahayu

You may also like