Ilustrasi
GENIAL.ID - Islam adalah satu-satunya agama yang menghendaki manusia supaya memiliki sikap dan tindakan yang menuju kesempurnaan dan kebenaran. Seperti dalam bermasyarakat harmonis yang sesuai dengan fitrah manusia, maka tidaklah heran para ulama berseru dan berdakwah untuk menyampaikan amanat-amanat yang dipikul di atas pundaknya sebagai penyalur dan pewaris ajaran Nabi Muhammad Saw.

Dalam seruan tersebut terdapat anjuran kepada setiap individu manusia agar gaya hidupnya sederhana dan menumbuhkan rasa saling mencintai antar sesama umat dan mempererat hubungan antara keluarga dan saudara yang saling mengingatkan untuk melakukan hal kebaikan. Dan menciptakan manusia dalam hidup bermasyarakat yang berakhlak mulia, berbudi baik, dan menciptakan suasana tenteram dan harmonis.

Coba kita sempatkan bertanya kepada diri kita atau orang lain penghuni bumi dimanapun yang berpengetahuan sedikit atau dalam keadaan normal, bebas dari tekanan jiwa dan situasi di zaman yang membawa banyak pengaruh negatif sekarang ini. Lantas siapakah gerangan penunjuk hidup yang paling ampuh dan dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya disegala zaman?.

Kalau manusia yang ditanya mau berfikir secara bebas tanpa adanya sesuatu yang ada di dalam konsep agama Islam (Al-Qur’an dan Hadist) secara keseluruhan, tentu mereka akan segera menjawab bahwa hanya Islam lah merupakan agama  paling benar untuk memberi petunjuk dan mampu menjawab segala rintangan dalam kehidupan ini. 

Di dalam sosok manusia terdapat ada dua macam yang tidak asing lagi bagi kita, yaitu :  zahir dan batin.  Zahir ini merujuk pada kata lahir, yang berarti segala sesuatu yang nampak bisa diraba, sedangkan batin merujuk pada kata jiwa, yang berarti segala sesuatu yang ada dalam diri seseorang baik dari pikiran maupun jiwanya tidak nampak dengan mata.

Dengan berjalannya waktu, manusia bisa dikatakan sebagai orang sukses dalam hidupnya karena mampu mengatasi segala rintangan serta pengaruh buruk yang nampak di depan mata. Dan pada akhirnya nanti ia akan menikmati kebahagiaan di dunia dan akhirat yang kekal, jika ia sebagai orang yang beragama dan dapat merealisasikan sikap hidupnya sesuai dengan konsep agama yang ia yakini.

Oleh karena itu, Islam sebagai agama satu-satunya yang berhasil dalam masa yang relatif singkat dapat mengubah masyarakat jahiliyah menjadi masyarakat yang berakhlak. Rasulullah dengan al-Qur’an dan hadist serta menjadi suri tauladan yang baik dan berhasil menyatukan pengikut-pengikutnya dengan mengubah suasana hidup yang sebelumnya gelap gulita menjadi suasana yang terang benderang. Dari hal tersebut yang menjadikan umat satu dengan umat yang lain seperti saudara kandung sendiri dengan menyertakan sikap yang dilandasi rasa persaudaraan yang tinggi.

Ada suatu riwayat yang menggambarkan hubungan antara umat Islam terdahulu bagaikan saudara kandung yang mempunyai hubungan batin yang dilandasi dengan kasih sayang dari masing-masing pihak yang bersumber dari iman yang kuat di hati mereka. Seperti halnya dengan mereka mempunyai dua rumah satunya dikasihkan kepada yang lain ada juga mereka memiliki perkebunan yang cukup luas lalu dibagi menjadi dua yaitu untuk saudaranya dan untuk dirinya sendiri.

Jadi, apa yang dimiliki sahabat Ansor sebagian harta benda yang mereka miliki akan diberikan secara gratis kepada sahabat Muhajirin untuk kepentingan persaudaraan dan perjuangan Islam. Memang demikianlah yang dikehendaki oleh Islam. Islam membuka pintu kemerdekaan selebar mungkin secara universal yang tertutup oleh tangan-tangan jahiliyah. Sehingga Islam memberikan kesempatan jalan hidup yang sesuai dengan cita-cita setiap manusia yang sehat dan suci.

Islam juga bisa merusak pintu-pintu yang tertutup rapat serta penjagaan yang ketat dan bisa melepaskan pikiran-pikiran kacau. Nabi Muhammad Saw menjadi tokoh kepemimpinan yang mempunyai tugas berat dengan resiko dan beban yang dipikul, selangkahpun beliau tidak pernah mundur dan tidak pernah takut menghadapi ancaman apapun dari musuh yang selalu mengikutinya.

Semua itu adalah sebuah perwujudan yang tulus dari hati beliau dalam menegakkan keadilan dan kemerdekaan hidup Islam secara universal bagi seluruh umat manusia, yang juga telah memakai segala fasilitas hidup dipermukaan bumi ini secara gratis. Manusia pada saat ini umumnya sama dengan orang Arab jahiliyah dahulu khususnya mereka tidak pernah tahu dengan Allah yang menciptakan diri mereka, memberikan fasilitas hidup secara tidak cuma-cuma. Namun, masih ada saja manusia yang menyekutukan Tuhannya.

Entah keterbatasan apa yang ada didalam diri mereka atau karena kesombongan yang memang dibuat-buat oleh para tokoh etis atau mungkin memang belum waktunya pintu hidayah dibuka oleh Allah untuk mereka, sehingga suasana hidup dan pikiran mereka menjadi kacau. Jika memang pikiran-pikiran mereka kacau dan menjadi tokoh yang berkuasa, maka tidak bisa diragukan lagi oleh generasi-generasi maju selanjutnya membawa pikiran yang rusak.

Sedangkan kita tahu bahwa generasi-generasi milenial yang akan menjadi harapan kita semua untuk menjadi penerus bangsa yang akan datang dan juga diharapkan untuk dapat mengubah dan memberi warna dunia nanti dimasa yang akan datang. Jika generasi-generasi penerus bangsa bersifat berkuasa dan sombong tidak memperdulikan hal apapun di dunia ini maka tunggu sebentar saja dunia ini akan hancur lebur (kiamat), tinggal menunggu waktu yang sudah ditentukan oleh Allah Swt itu tiba.

Jika norma-norma agama tidak diperhitungkan seperti yang telah nyata dihasilkan oleh ilmu pengetahuan dan teknologi modern sekarang ini, sejumlah senjata yang dihasilkan dapat menghancurkan dunia dalam sekejab mata. 

Tugas seperti diatas itulah yang dikatakan berat oleh umat Islam dan hanya Islamlah yang sanggup dengan konsekuensi yang dihadapinya. Bagaimanapun beratnya Islam sanggup menyembuhkan hati dan pikiran yang sakit dan kritis, kalau enggan dikatakan sakit bolehkah dikatakan diperbudak ilmu pengetahuan yang menurut kenyataan bukan dari penyebab kebahagiaan seperti yang mereka sangka justru malah sebaliknya, yang dapat menimbulkan hilangnya ketentraman jiwa dan segala sesuatu terjebak dalam nafsu serakahnya.

Islam menyetujui dengan suatu badan tumpuan perdamaian seluruh bangsa (PBB) yang menganjurkan kedamaian dan menciptakan hidup yang lebih harmonis. Tidak mudah menyerang satu sama lain, tidak mudah ikut campur urusan negara lain, dan tidak menyebarkan provokasi kepada negara lain. Saya rasa memang logis sekali bahwa adanya persatuan dapat menjauhkan peperangan di muka bumi ini karena tanpa adanya penyebab akibat peperangan itu tidak akan terjadi karena sudah menjadi damai bersatu dan sebab akibat itu akan menjauh dengan sendirinya.

Perlu kita sadari bahwa dengan perdamaian dan persatuan itu tidak akan berarti bila tidak diawali dengan memperbaiki jiwa dan pribadi masing-masing individu manusia itu sendiri. Caranya harus disembuhkan terlebih dahulu penyakit berbahaya yang menyerang jiwa dalam diri manusia, dalam hal inilah Islam menjadi obat (terapi) yang dapat menyembuhkan penyakit dan jiwa yang mengganggu dalam diri mereka sendiri.

Penyembuhan Islam terhadap jiwa yang sakit itu dapat dilakukan dengan mempertebal keimanan hati dalam diri mereka sendiri, iman kepada Allah Swt, iman kepada malaikat dan juga iman kepada para utusan-utusan Allah. Dan mempercayai bahwa suatu saat nanti kita semua akan bertemu dengan Allah Swt dihari perhitungan nanti. Setelah itu manusia diperintahkan untuk mengabdi dan mengesakan Allah dengan menunaikan ibadah sholat lima waktu, memberikan sebagian hartanya kepada orang yang berhak menerimanya (zakat), dan puasa ramadhan.

Setelah itu manusia diperintahkan untuk menyadari bahwa segala gerak gerik serta sikap dan tingkah lakunya selama hidup didunia yang tidak lepas dari pengawasan Allah dan juga malaikat Allah (Raqib dan Atid) dari sinilah fungsi dari tuntutan dan balasan Allah yang telah ditampakkan oleh Rasulullah Saw. Dalam islam kita harus mempercayai bahwa adanya tuhan itu senantiasa mengawasi setiap perbuatan dan perilaku yang kita perbuat semasa hidup didunia dan kita harus percaya bahwa dengan adanya kita melakukan kejahatan akan dibalas dengan siksaan yang amat pedih di neraka dan jika kita melakukan kebaikan akan dibalas dengan ganjaran yang setimpal dengan surga Allah Swt. [**]

**Oleh : Deby Yanti Nuril Lailiyah Nuzila
Penulis adalah Mahasiswi Fakultas Pendidikan Agama Islam  di Universitas Muhammadiyah Malang (UMM)


You may also like